Relay pengikat magnetik, juga dikenal sebagai relay bistable, memang menggunakan magnet permanen bersamaan dengan mekanisme koil dan jangkar untuk mengontrol aksi switching. Relai ini memiliki dua keadaan yang stabil, atau posisi, dan mereka "mengaitkan" ke keadaan ini sampai pulsa atau sinyal listrik tertentu diterapkan untuk mengubah posisi mereka.
Begini cara kerjanya:
Magnet Permanen: Relai memiliki magnet permanen, yang menciptakan medan magnet di sekitarnya.
Mekanisme koil dan jangkar: Ada kumparan kawat dan jangkar (komponen bergerak) di dalam relai. Ketika arus diterapkan pada koil, ia menghasilkan medan magnet. Armature tertarik atau ditolak oleh medan magnet ini, tergantung pada polaritasnya.
Tindakan kait: relai memiliki dua posisi stabil, sering disebut sebagai set dan reset. Magnet permanen membantu mempertahankan posisi ini. Ketika kumparan diberi energi, ia menarik atau mengusir jangkar, menyebabkannya bergerak dan mengaitkan ke salah satu posisi ini.
Konsumsi Daya Rendah: Setelah relai berada dalam keadaan set atau reset, tidak memerlukan daya untuk mempertahankan posisi itu, tidak seperti relay standar yang membutuhkan pasokan daya yang berkelanjutan untuk tetap dalam satu negara.
Pulsa untuk beralih: Untuk mengubah keadaan relay, pulsa atau sinyal listrik tertentu diterapkan pada koil. Denyut nadi ini secara sementara mengalahkan gaya magnet magnet permanen dan menggerakkan armature ke posisi yang berlawanan. Setelah pulsa dihilangkan, relai mengaitkan ke keadaan baru ini sampai pulsa lain diterapkan.
Relay pengikat magnetik sering digunakan dalam aplikasi di mana konsumsi daya menjadi perhatian kritis, seperti pada perangkat atau sistem yang dioperasikan dengan baterai di mana daya perlu dilestarikan. Mereka juga digunakan dalam skenario di mana keadaan relay perlu dipertahankan bahkan tanpa adanya kekuasaan. Relai ini umumnya ditemukan dalam sistem kontrol industri, aplikasi otomotif, dan berbagai perangkat elektronik.