Klasifikasi utama dan fungsi relai tegangan:
1) Relai elektromagnetik: gunakan rangkaian pada rangkaian masukan untuk menghubungkan inti elektromagnet
2) Relai solid-state: mengacu pada jenis relai di mana komponen elektronik menjalankan fungsinya tanpa komponen bergerak mekanis, dan input serta output diisolasi.
3) Relai suhu: relai yang bekerja ketika suhu luar mencapai nilai tertentu.
4) Relai buluh: relai yang disegel di dalam tabung dan mempunyai kerja ganda yaitu buluh kejut listrik dan rangkaian magnet dinamo untuk membuka, menutup, atau mengganti rangkaian.
5) Relai waktu: Ketika sinyal masukan ditambahkan atau dihilangkan, bagian keluaran perlu ditunda atau dibatasi hingga waktu yang ditentukan sebelum menutup atau memutus relai rangkaian yang dikontrolnya.
6) Relai frekuensi tinggi dengan kerugian minimum untuk mengalihkan saluran frekuensi radio frekuensi tinggi.
7) Relai terpolarisasi: relai yang memiliki aksi gabungan medan magnet terpolarisasi dan medan magnet yang dihasilkan oleh arus kendali melalui kumparan kendali. Arah kerja relai bergantung pada arah arus yang mengalir pada kumparan kendali.
8) Jenis relai lainnya: seperti relai foto, relai akustik, relai termal, relai instrumentasi, relai efek hall, relai diferensial, dll.
Fungsi utama relai tegangan:
Relai adalah elemen peralihan otomatis dengan fungsi isolasi. Ini banyak digunakan dalam kendali jarak jauh, telemetri, komunikasi, kontrol otomatis, mekatronik, dan memberi daya pada peralatan elektronik. Ini adalah salah satu elemen kontrol yang paling penting.
Relai umumnya mempunyai mekanisme induksi (bagian masukan) yang dapat mencerminkan variabel masukan tertentu (seperti arus, tegangan, daya, impedansi, frekuensi, suhu, tekanan, kecepatan, cahaya, dll); Antara port masukan dan port keluaran relai, terdapat mekanisme perantara (bagian penggerak) yang memasangkan dan mengisolasi kuantitas masukan, memproses fungsi, dan menggerakkan bagian keluaran.
Sebagai elemen kendali, secara ringkas relai mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Memperluas jangkauan kendali: Misalnya, ketika sinyal kontrol relai multi-kontak mencapai nilai tertentu, ia dapat beralih, memutus, dan menghubungkan beberapa sirkuit secara bersamaan sesuai dengan bentuk grup kontak yang berbeda.
2) Amplifikasi: Misalnya, relai sensitif, relai perantara, dll., dengan jumlah kendali yang sangat kecil, dapat mengendalikan rangkaian dengan daya tinggi.
3) Sinyal terintegrasi: Misalnya, ketika beberapa sinyal kontrol dimasukkan ke relai multi-belitan dalam bentuk yang ditentukan, efek kontrol yang telah ditentukan dapat dicapai melalui perbandingan dan sintesis.
4) Otomatis, kendali jarak jauh, dan pemantauan: Misalnya, relai pada perangkat otomatis dapat membentuk rangkaian kendali program bersama dengan peralatan listrik lainnya untuk mewujudkan pengoperasian otomatis.